MAKALAH BIOKIMIA
“DISLIPIDEMIA”
DISUSUN
OLEH :
1.
Desy Novianitasari A 102.08.014
2.
Destiana Refnida P A
102.08.015
3. Desty Wulandari A
102.08.016
4.
Devi Sintya Pangestika A 102.08.017
5. Dewi Wulansari A
102.08.018
6.
Dian Faisal Ardiyanto A 102.08.019
7. Ditya Garin Maharani A
102.08.020
AKADEMI ANALIS
KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
Lipid
adalah salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan
atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Untuk memberikan
defenisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk
lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Para ahli biokimia
sepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti
lemak, dimasukkan kedalam satu kelompok yang disebut lipid. Di
dalam darah kita ditemukan tiga jenis lipid yaitu kolestrol, trigliserida dan
fosfolipid. Oleh karena sifat lipid yang susah larut dalam lemak , maka perlu
dibuat bentuk yang terlarut. Untuk itu butuh suatu zat pelarut yaitu suatu
protein yang dikenal dengan nama apolipoprotein yang sering diberi nama secara
alfabetis yaitu Apo A, Apo B, Apo C dan Apo E. Senyawa lipid dengan apoprotein
ini sering disebut sebagai lipoprotein. Setiap lipoprotein terdiri atas Kolestrol
(bebas/ester), Trigliserid, Fosfolipid dan Apoprotein. Lipoprotein berbentuk
sferik (bentuk bulat agak melonjong) dan mempunyai inti trigliserid dan
kolestrol ester dan dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolestrol bebas.
Apoprotein ditemukan pada permukaan lipoprotein.
Setiap
lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi lemak, dan komposisi
lipoprotein. Dengan menggunakan ultrasentrifusi, pada manusia dibedakan enam
jenis lipoprotein, yaitu:
1. HDL
(High Density Lipoprotein) : lipoprotein yang terlibat
dalam metabolisme VLDL, LDL dan IDL. HDL disintesis oleh usus dan hati.
2. LDL
(Low Density Lipoprotein) : adalah stadium akhir dari katabolisme VLDL. VLDL
yang dikeluarkan oleh hati akan berubah menjadi LDL di dalam sirkulasi darah.
LDL banyak mengandung kolesterol dibandingkan bentuk VLDL.
3. IDL
(Intermediate Density Lipoprotein) : bentuk peralihan dari VLDL ke LDL,
biasanya terbentuk singkat dalam pembuluh darah.
4. VLDL
(Very Low Density Lipoprotein) : adalah lemak yang diangkut dari hati (dari
metabolisme hati).
5. Kilomikron
: adalah lemak yang diangkut mukosa usus.
6. FFA
(Free Fatty Acid) : adalah asam lemak bebas yang dijumpai dalam plasma darah sebagai
produk lipolisis dari pembuluh darah dan jaringan adipose/lemak.
Adapun sifat fisika yang dimaksud
ialah
1. Tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik
misalnya ester, aseton, kloroform, benzena yang sering disebut “pelarut
organik”.
2. Ada
hubungan dengan asam lemak atau esternya.
3. Mempunyai
kemungkinan digunakan oleh mahluk hidup.
Jadi berdasarkan sifat fisika tersebut, lipid dapat diperoleh dari hewan atau
tumbuhan dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut lemak tersebut.
Jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan sekitar ginjal mengandung
banyak lipid terutama lemak kira-kira sebesar 90%, dalam jaringan otak atau
dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5 sampai 30% (Poedjiadi,2006).
Salah
satu Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita terutama karena
merupakan sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin A, D, E, dan K.
Manusia dapat digolongkan mahluk omnivora, artinya makanannya
terdiri dari bahan hewani maupun nabati, karena itu dapat menerima minyak dan
lemak dari berbagai sumber maupun tanaman. Minyak merupakan jenis makanan yang
paling padat energi, yaitu mengandung 9 kkal per gram atau 37 kilojoule per
gram. (Winarno, 1992).
Penggolongan Senyawa Lipid :
Senyawa
yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara
penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar,
yakni:
1. Lipid sederhana
yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya: lemak atau gliserida
dan lilin (waxes).
2. Lipid gabungan/kompleks yaitu
ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya: fosfolipid.
3. Derivate lipid
yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya: asam
lemak, gliserol, dan sterol.
Disamping itu berdasarkan sifat
kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan yang besar, yakni:
1. Lipid yang dapat disabunkan
yaitu dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak.
2. Lipid yang tidak dapat disabunkan,
contohnya steroid.
1. Asam
lemak
2. Lemak
3. Lilin
4. Fosfolipid
5. Stingolipid
6. Terpen
7. Steroid
8. Lipid
kompleks
(Poedjiadi,2006).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dislipidemia
A.1 Definisi
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang
ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan
fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL (Sunita, 2004). Dislipidemia
adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL kolesterol dalam darah atau
trigliserida dalam darah yang dapat disertai penurunan kadar HDL kolesterol
(Andry Hartono, 2000). Dislipidemia dalam proses terjadinya aterosklerosis
semuanya memiliki peran yang penting dan sangat berkaitan satu dengan yang
lain, sehingga tidak mungkin dibahas sendiri-sendiri.
Ketiganya dikenal
sebagai trias lipid, yaitu:
a.
Kolesterol
total
Banyak penelitian menunjukkan bahwa
hubungan antara kadar kolesterol total darah dengan resiko penyakit jantung
koroner (PJK) sangat kuat, konsisten, dan tidak bergantung pada faktor resiko
lain. Penelitian genetik, eksperimental, epidemiologis, dan klinis menunjukkan
dengan jelas bahwa peningkatan kadar kolesterol total mempunyai peran penting
pada patogenesis penyakit jantung koroner (PJK).
b.
Kolesterol
HDL dan kolesterol LDL
Bukti epidemiologis dan klinis menunjang
hubungan negatif antara kadar kolesterol HDL dengan penyakit jantung koroner. Intervensi
obat atau diet dapat menaikan kadar kolesterol HDL dan dapat mengurangi
penyakit jantung koroner
c.
Trigliserida
Kadar trigliserida diantara 250-500
mg/dl dianggap berhubungan dengan penyakit jantung koroner apabila disertai
adanya penurunan kadar kolesterol HDL.
Kadar lemak darah dalam tubuh
|
Kisaran Ideal (mg/dl)
|
Kolesterol Total
|
120-200
|
LDL
|
60-160
|
HDL
|
35-65
|
Perbandingan LDL/HDL
|
<3,5
|
Trigliserida
|
<200
|
Sumber: Bahri anwar, 2004
A.2
Klasifikasi Dislipidemia
Klasifikasi
dislipidemia berdasarkan patogenesis penyakit adalah sebagai berikut:
a) Dislipidemia Primer
Yaitu kelainan penyakit genetik dan bawaan yang dapat menyebabkan kelainan
kadar lipid dalam darah.
b) Dislipidemia Sekunder
Yaitu disebabkan oleh suatu keadaan seperti hiperkolesterolemia yang
diakibatkan oleh hipotiroidisme, nefrotik syndroma, kehamilan, anoreksia
nervosa, dan penyakit hati obstruktif. Hipertrigliserida disebabkan oleh DM,
konsumsi alkohol, gagal ginjal kronik, miokard infark, dan kehamilan. Dan
dislipidemia dapat disebabkan oleh gagal ginjal akut, penyakit hati, dan
akromegali.
A.3 Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingginya kadar lipid :
Dalam
batasan ilmiah, dislipidemia terjadi adanya akumulasi kolestrol dan lipid pada dinding
pembuluh darah. Dislipidemia merupakan masalah yang cukup penting karena
termasuk faktor resiko utama penyakit jantung koroner. Penelitian mendukung
bahawa dislipidemia memiliki lebih dari asatu penyebab. Faktor genetic, pola
makan, gaya hidup, obesitas dan faktor lain.
a.
Faktor
genetik
Dislipidemia
cenderung terjadi dalam keluarga, mendukung bahwa hal itu mungkin memiliki
suatu penyebab genetic. Dalam dunia medis dislipidemia yang diturunkan familial
dislipidemia (FD). FD ini merupakan penyakit genetic yang diturunkan secara
dominan autosomal (kromosom yang bukan untuk produksi) dalam sel manusia.
Penyebab penyakit ini adalah adanya mutasi yang terjadi pada reseptor kolestrol
LDL. Reseptor LDL merupakan reseptor sel perukaan yang berfungsi untuk
mempertahankan homeostasis kolestrol. Cara sederhana untuk menerangkan bahwa
penyebab dislipidemia dari faktor genetik yiatu sebesar 80% dari kolestrol di
dalam darah di produksi oleh tubuh sendiri ada sebagian orang yang memproduksi
kolestrol lebih banyak dibandingkan yang lain. Ini disebabkan karena factor
keturunan. Pada orang tersebut meskipun hanya mengkonsumsi makanan yang
mengandung kolestrol atau lemak jenuh tetapi tubuh tetap saja memproduksi
kolestrerol lebih banyak.
b.
Faktor
pola makan
Terjadi
penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri koroner tersebut disebabkan oleh
penumpukan zat-zat lemak ( kolesterol, trigliserida) di bawah lapiasan terdalam
(endothelium) dan dinding pembuluh nadi. Salah satu factor yang paling
berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penimbunan zat lemak ini adalah
gaya hidup, khususnya pola makan. Penyakit jantung kerap diidentikan dengan
penyakit akibat “ hidup enak”, yaitu terlalu banyak mengkonsumsi makanan
mengandung lemak dan kolestrol. Hal ini semakin menjadi dengan kian
membudayanya konsumsi makanan siap saji junk
food aktu dalam kurun waktu satu decade ini. Junk food telah menjadi bagian
dari gaya hidup sebagai masyarakat di Indonesia , diberbagai tempat yang selalu
penuh oleh pengunjung dengan berbagai usia, dari kalangan annak-anak hingga
dewasa. Padahal jun food banyak mengandung sodium. Lemak jenuh dan kolestrol.
Lemak jenuh berbahaya bagictubuh karena merangsang hati untuk memproduksi
banyak kolesterol yang juga berperan akan muncul penyakit jantung. Karena
kolestrol yang mengendap lama-lama akan menghambat aliran darah dan oksigen
sehingga mengganggu metabolisme otot jantung. Cara terbaik untuk menjaga tubuh
dari serangan jantung adalah mengubah gaya hidup dengan menjalankan diet
seimbang. Untuk menghindari penimbunan lemak jenuh seperti lemak sapi, kambing,
makananan bersantan dan gorengan kerena dapat meningkatkan kadar kolestrol
darah. Lemak jenuh tunggal mempunyai pengaruh sedikit terhadap peningkatan kadar
kolestrol darah, terdapat pada minyak jaitun, minyak biji kapas, minyak wijen.
c.
Faktor
obesitas
Obesitas
digunakan untuk memahami batasan sederhana dari kelebihan berat badan yang
dihasilkan dari makan terlalu banyak dan aktifitas terlalu sedikit. Obesitas
merupakan hasil interaksi kompleks antara factor-faktor genetic, pertilaku dan
lingkungan menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energy.
Peningkatan berat badan 20% atau lebih diatas berat badan normal adalah titik
dimana kelebihan berat badan berkembang menjadi gangguan kesehatan. Tingkat
kelebihan berat badan yang rendah dapat berkaitan dengan resiko kesehatan, terutama
timbulnya gangguan kesehatan lain seperti diabetes, hipertensi dan penyakit
jantung.
Orang dengan obesitas
maka didalam tubuhnya cenderung akan banyak timbunan lemak yang berlebih, dan
timbulnya lemak yang ada dalam tubuh ini akan menyebabkan penyempitan pada
pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah ini kemudian akan dapat meningkatkan
kadar kolestrol total dan LDL kolestrol. Obesitas telah berkembang sebagai
faktor resiko diabetes. Hipertensi, penyakit kardiovaskuler dan beberapa kanker
pada pria dan wanita. Kondisi lain yang terjadi, termasuk kesulitan bernafas
waktu tidur, osteoarthritis, kemandulan,
hipertensi intracranial idiopati, penyakit statis vena pada anggota gerak
bawah,getaran gastro-esofageal dan gangguan perkemihan.
d.
Faktor
kebiasan merokok
Masyarakat
awam sudah banyak mengetahui bahwa merokok bisa merusak paru-paru karena asap yang dihisap langsung
masuk ke paru-paru namun banyak orang tidak tahu bahwa rokok ternyata juga bisa
meningkatkan kolestrol dalam tubuh manusia. Beberapa situs kesehatan disebutkan
bahwa zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok, terutama nikotin dapat
menurunkan kadar kolestrol baik (HDL) dan meningkatkan kadar kolestrol buruk
(LDL) dalam darah. Pada kebanyakan orang yang merokok ditemukan bahwa kadar
HDLnya rendah. Berarti kadar pembentukan kolestrol baik yang bertugas membawa
lemak dari jaringan ke hati menjadi terganggu, sementara kebalikannya justru
terjadi pada kadar LDL nya. Pada orang merokok ditemukan kadar LDL nya tinggi ,
berarti lemak daru justru dibawa kembali ke jaringan tubuh. Bahan dasar rokok
mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Dalam satu batang rokok
terdapat kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, 40% diantaranya beracun. Bahan
kimia yang berbahaya terutama nikotin, tar, hidrokarbon, karbon monoksida, dan
logam berat dalam asap rokok. Nikotin dalam rokok dapat mempercepat proses
penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan ini
bisa terjadi pada pembuluh darah koroner, yang bertugas membawa oksigen ke
jantung. Selain mempurburuk profil lemak atau kolestrol darah, rokok juga dapat
meningkatkan tekanan darah dan nadi.
e.
Kurang
keteraturan berolahraga.
Aktifitas
yang efektif dapat menurunkan kadar kolestrol yaitu berupa olahraga teratur
yang dilakukan minimal tiga kali seminggu masing-masing dengan lama waktu
antara kurang lebih 45 menit. Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang
melibatkan otot-otot besar tubuh seperti paha, lengan atas serta
pinggul,seperti senam, aerobic, jalan kaki, berenang, jogging, atau bersepeda. Olahraga
merupakan bagian dari aktifitas fisik yang dilakukan untuk tujuan memperoleh
manfaat kesehatan. Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh tubuh dan
sistem penunjangnya. Selama aktifitas fisik, otot membutuhkan energi luar
metabolisme untuk bergerak. Banyaknya energy yang dibutuhkan tergantung seberapa
banyak otot bergerak, berapa lama dan berapa berat aktifitas yangdilakukan.
Manfaat
olahraga yang teratur yaitu :
1)Meningkatkan kadar
HDL kolestrol.
2)Memperbaiki fungsi
paru dan pemberian O2 ke miokard.
3)Menurunkan berat
badan sehingga lemak tubuh yang berlebihan berkurang bersama-sama dengan
menurunkan LDL kolestrol.
4)Membantu menurunkan
tekanan darah.
5)Meningkatkan
kesegaran jasmani.
f.
Stress
Secara
sederhana stress dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana individu
terganggu keseimbangannya. Stress terjadi akibat adanya situasi eksternal atau
internal yang memunculkan gangguan dan menurunkan individu untuk berespon
adaptif. Stress merupakan sesuatu yang terpisahkan dari kehidupan manusia,
bahkan stress seperti merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri.
Dalam sebuah penelitian
menunjukkan orang yang stress 1,5 x lebih besar mendapatkan resiko PJK daripada
orang yang tidak stress karena dengan adanya stress terjadi peningkatan
kolestrol darah dan tekanan darah dalam tubuh.
A.4 Faktor Risiko
Timbunan lemak di dalam lapisan pembuluh darah (plak
kolesterol) membuat saluran pembuluh darah sempit dan aliran darah menjadi
kurang lancar. Plak kolesterol pada dinding pembuluh darah bersifat rapuh dan
mudah pecah, meninggalkan “luka” pada dinding pembuluh darah yang dapat mengaktifkan
pembentukan bekuan darah. Pembuluh darah dikarenakan sudah mengalami
penyempitan dan pengerasan oleh plak kolesterol, maka bekuan darah ini mudah
menyumbat pembuluh darah secara total yang dikenal sebagai aterosklerosis
(proses pembekuan plak pada pembuluh darah). Penyempitan dan pengerasan ini
apabila cukup berat akan menyebabkan suplai darah ke otot jantung tidak
memadai, maka akan menimbulkan sakit atau nyeri dada yang disebut sebagai
angina, bila berlanjut akan menyebabkan matinya jaringan otot jantung yang
disebut infrak miokard, dan apabila meluas akan menimbulkan gagal jantung atau
PJK (penyakit jantung koroner). Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri
yang menunju ke otak (artericarotid) maka akan menyebabkan stroke. Gejala
serangan tergantung dari derajat serangan, mulai dari yang ringan sampai yang
berat. Gejala stroke ringan : bicara tiba-tiba pelo, gejala yang lebih berat
berupa kelumpuhan, anggota gerak badan,
wajah menjadi asimetris, jika terjadi perdarahan hebat akan menyebabkan
kematian. Dislipidemia juga berkaitan dengan penyakit kencing manis atau
diabetes mellitus (DM) dimana pada penderita DM kadar gula dalam darah akan melebihi
normal. Kadar gula darah apabila naik dan berlangsung lama maka akan memicu
terjadinya aterosklerosis pada arterikoroner dan akan meningkatkan kadar
kolesterol dan trigliserida. Bentuk LDL pada penderita DM lebih padat dengan
ukuran yang lebih kecil yang sering disebut Small Dense LDL, sehingga akan
lebih mudah masuk kedalam lapisan pembuluh darah yang lebih dalam, ini akan lebih
berbahaya karena lebih bersfat aterogenetik (lebih mudah menempel pada pembuluh
darah dan lebih mudah membentuk plak). Dampak lain yang ditimbulkan oleh
dislipidemia adalah disfungsi ereksi kemampuan mencapai atau mempertahankan
penis yang memadai untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan. Proses
aterosklerosis dapat terjadi pada pembuluh darah penis (arteri dosal penis)
plak yang menyumbat pembuluh darah penis akan menyebabkan penis tidak mendapat
aliran darah sehingga mengganggu terjadinya ereksi.
A.5
Penyakit Akibat Dislipidemia
a. Arterosklerosis
Adalah
radang pada pembuluh darah manusia akibat akumulasi kolesterol di dalam dinding
pembuluh darah arteri, mengakibatkan penebalan arteriol dan pengerasan pada
pembuluh darah yang dapat menghambat aliran darah ke berbagai organ.
Aterosklerosis adalah proses umum yang melibatkan banyak pembuluh darah di
tubuh, termasuk di jantung, otak, dan ginjal.
b. Hipertensi
Adalah
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik > 140mmHg
dan tekanan darah diastolik > 90mmHg. Sebuah tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg adalah definisi yang diterima untuk hipertensi sistolik,
sedangkan tekanan lebih dari 90 mmHg sering didefinisikan sebagai hipertensi
diastolik. Tingkat tekanan darah harus konsisten, bukan sekadar rekaman
sporadis. Untuk menentukan apakah hipertensi hadir, yang terbaik adalah
mengukur tekanan darah sendiri, yang diperoleh di luar pemeriksaan rutin
kedokter, yaitu dianjurkan 1 bulan sekali. Gejala : sakit kepala, migrain, rasa
berat di tengkuk, mata berkunang-kunang, lemah, muka pucat, suhu tubuh sedikit
rendah.
c.
Klaudikasio
intermitten
Adalah
nyeri pada otot ekstremitas bawah yang timbul ketika berjalan disebabkan oleh
penyumbatan kolestrol di pembuluh darah kaki. Penyakit ini menyebabkan
penderita berhenti untuk berjalan.
Mekanise penyakit
klaudikasio intermiten :
Plak
aterom/lemak di pembuluh darah à asupan darah (mengandung oksigen dan
glukosa) ke jaringan otot di kaki berkurang à otot kekurangan
oksigen untuk metabolisme à kompensasi otot melakukan metabolisme
anaerob (metabolisme tanpa menggunakan oksigen) à metabolisme
anaerob di otot menghasilkan asam laktat à timbunan asam
laktat pada jaringan otot à nyeri pada otot.
Beratnya
hambatan aliran darah di arteri ektrimitas bawah dibedakan dalam stadium
menurut Fontaine (dikutip dari Viles-Gonzales JF, Fuster V, Badimon JJ,
Atherombosis. Awidespread disease with unpredictable & life threatening
consequence Europeheart journal 2004 25(14):1197-07.) :
v Stadium
I : aliran darah ke jaringan masih
cukup, walaupun terdapat penyempitan arteri.
v Stadium
II : aliran darah ke otot tidak
memadai pada aktivitas tertentu. Timbulnya klaudikasio intermiten. Gejala ini
mengurangi penggunaan otot sehingga jarak tempuh dalam berjalan tidak dapat melebihi
jarak tertentu.
v Stadium
III : aliran darah ke jaringan sudah
tidak memadai saat istirahat.
v Stadium
IV : menurunnya aliran darah
mengakibatkan nekrosis (kematian jaringan).
d.
Penyakit
jantung koroner (PJK)
Adalah
kondisi yang dimulai ketika zat kolesterol keras (plak) terakumulasi di dalam arteri
koroner. Plak dalam arteri koroner itu bisa pecah dan menyebabkan pembentukan
gumpalan kecil, yang dapat menghambat aliran darah ke otot jantung, penyakit
ini juga dikenal sebagai penyakit arteri koroner (PAK). Gejala: rasa nyeri di
dada (seperti tertekan, tertusuk), kelelahan, jantung berdebar-debar, sesak
nafas, pusing dan pingsan.
e.
Penyakit
stroke
Adalah penyakit serebro
vaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak
(infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke
otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya
sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah. Berdasarkan proses
patologi/perjalanan penyakit dan gejala klinisnya, stroke dibagi menjadi stroke
iskemik dan stroke hemorragik.
Ø Stroke
Iskemik adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah
ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak.
Ø Stroke
Hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya darah ke
jaringan otak sehingga menekan struktur otak kemudian menyebabkan gangguan
persarafan di otak seperti nyeri kepala, hilang kesadaran dll.
Secara
klinis perbedaan stroke iskemik dan hemoragik
GEJALA
|
HEMORAGIK
|
ISKEMIK
|
Onset / lama waktu terjadi
|
Berlangsung mendadak
(menit- jam)
|
Berlangsung pelan
(jam-hari)
|
Nyeri kepala
|
Hebat
|
Ringan/tak ada
|
Muntah pada awal
|
Sering
|
Tak ada
|
Kaku kuduk
|
Jarang/biasa ada
|
Tak ada
|
Kejang
|
Bisa ada
|
Tak ada
|
Kesadaran
|
Biasa hilang
|
Dapat hilang
|
Gangguan bicara
|
Sering
|
Bisa ada/
tidak
|
Kelumpuhan
|
Sering
|
Bisa ada/tidak
|
Hipertensi
|
Sering
|
Bisa ada/tidak
|
A.6
Pencegahan Dislipidemia
1. Mengatur
pola makan yaitu dengan cara Mengkonsumsi makanan yang seimbang sesuai dengan
kebutuhan, makanan seimbang adalah makanan yang terdiri dari :
§ 60%
kalori berasal dari karbohidrat
§ 15%
kalori berasal dari protein
§ 25%
kalori berasal dari lemak
§ Kalori
dari lemak jenuh tidak boleh dari 10%
Kelebihan
kalori dapat diakibatkan dari asupan yang berlebih atau (makanan banyak) atau penggunaan
energi yang sedikit (kurang aktifitas). Kelebihan terutama dari yang berasal
dari karbohidrat dapat menyebabkan peningkatan kadar trigliserida. Contoh
makanan yang mengandung karbohidrat tinggi yaitu daging, ikan, udang, putih
telur. Contoh protein yang mengandung protein nabati tinggi yaitu tahu, tempe, kacang-kacangan.
2. Menurunkan
asupan lemak jenuh Lemak jenuh terutama berasal dari minyak kelapa, santan, dan
semua minyak lain seperti minyak jagung, minyak kedelai, dan lain-lain yang mendapatkan
pemanasan tinggi atau dipanaskan berulang-ulang. Kelebihan lemak jenuh akan
mengakibatkan peningkatan kadar LDL kolestrol.
3. Menjaga
agar asupan lemak jenuh tetap baik secara kuantitas maupun kualitas Minyak
tidak jenuh terutama didapatkan ikan laut serta minyak sayur dan minyak zaitun
yang tidak dipanaskan dengan pemanasan tinggi atau tidak dipanaskan secara
berulang-ulang. Asupan lemak tidak januh ini akan dapat meningkatkan kadar
kolestrol HDL, dan mencegah terbentuknya endapan pada pembuluh darah.
4. Menurunkan
asupan kolestrol. Kolestrol terutama banyak ditemukan pada lemak hewan, jeroan,
kuningan telur, seafood (kecuali ikan).
5. Mengkonsumsi
lebih banyak serat dalam menu makanan sehari Serat berfungsi untuk mengikat
lemak yang berasal dari makanan dalam proses pencernaan, sehingga mencegah
peningkat kadar LDL kolestrol.
6. Merubah
cara masak Minyak goreng dari asam lemak tidak jenuh sebaiknya bukan digunakan untuk
menggoreng tetapi digunakan digunakan untuk minyak salad sehingga mempunyai
efek positif terhadap peningkatan HDL kolestrol maupun pencegahan terjadinya
endapan pada pembuluh darah.
A.7
Patofisiologi Dari Dislipidemia
Sebagian besar pasien
hiperkolesterolemia sebelumnya mempunya iriwayat familial (riwayat penyakit
kolesterol di keluarga), namun penyebabnya masih belum diketahui, Namun
biasanya faktor risiko dislipidemia yang paling utama adalah disebabkan
kelebihan berat badan dan pola makan.
Orang
dengan kelebihan berat badan (obesitas) dan pola makan tinggi lemak (terutama
lemak hewani)
↓
Menyebabkan
sintesis kolestrol di hati meningkat
↓
konsentrasi
LDL (yang kaya kolestrol) ikut meningkat
↓
LDL
akan berikatan dengan reseptor scavenger yaitu reseptor perantara pengumpulan
kolestrol di makrofag, kulit dan pembuluh darah
↓
Menyebabkan
menumpuknya kolesterol di sel makrofag, kulit dan pembuluh darah
↓
Memicu
terjadinya penyakit aterosklerosis dan penyakit jantung koroner
A.8 Kasus Dislipidemia
Seorang
pria bernama Eyang Subur Makmur berusia 67 tahun dengan berat badan 120kg, ia
gemar mengkonsumsi makanan berlemak secara berlebihan seperti gorengan, jeroan
sapi, junkfood, bebek goreng, dan sate telur puyuh. Ia sering mengeluh sakit kepala dan
pegal-pegal pada bagian kepala. Setelah itu ia memeriksaan diri ke
laboratorium, dan hasilnya sebagai berikut :
·
Kadar HB 14 g%
·
Kadar glukosa darah puasa 85 mg%
·
Kadar kolesterol total 300 mg/dl
·
Kadar HDL 35 mg/dl
·
Kadar LDL 160 mg/dl
·
Kadar trigliserida 350 mg/dl
·
Tekanan darah 160/100 mg/dl
BAB
III
KESIMPULAN
Dislipidemia adalah keadaan dimana
terjadi gangguan dalam metabolisme lipid bisa disebabkan karena gaya hidup yang
salah ataupun karena pengaruh lain sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan
kadar LDL kolesterol dalam darah atau trigliserida dalam darah yang dapat
disertai penurunan kadar HDL kolesterol (Andry
Hartono, 2000).
Dislipidemia diklasifikasikan
menjadi 2, yaitu Dislipidemia primer dan Dislipidemia sekunder. Dislipidemia
primer yaitu kelainan penyakit genetik dan bawaan yang dapat menyebabkan
kelainan kadar lipid dalam darah, dan Dispilidemia sekunder disebabkan oleh
suatu keadaan seperti hiperkolesterolemia yang diakibatkan oleh hipotiroidisme,
nefrotik syndroma, kehamilan, anoreksia nervosa, dan penyakit hati obstruktif. . Faktor yang mempengaruhi tingginya
kadar lipid adalah faktor genetik, pola makan, obesitas, kebiasaan merokok,
kurang berolahraga dan merokok.
Penyakit
Akibat Dislipidemia antara lain aterosklerosis, hipertensi, Klaudikasio
intermitten, Penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke.
Daftar
pustaka
0 komentar:
Posting Komentar